Dua jenis malware Ransomware dan Banking Trojans

Dua jenis malware yang paling ditakuti di Indonesia adalah Ransomware dan Banking Trojans. Ransomware berperilaku mengenkripsi data komputer atau jaringan yang kemudian para pelaku meminta tebusan untuk mengembalikan akses dan membuka enkripsi. Serangan semacam ini merugikan secara finansial dan berpotensi menyebabkan kerugian data yang memiliki dampak luas pada berbagai sektor termasuk rumah sakit, perusahaan dan lembaga pemerintah. Salah satu ransomware yang pernah menarik perhatian adalah WannaCry yang menyerang ribuan komputer pada tahun 2017 dengan cepat.

Ransomware biasanya menyebar melalui email phishing, eksploitasi kelemahan keamanan perangkat lunak, atau menggunakan taktik lain yang merusak. Para pelaku ransomware seringkali meminta tebusan dalam bentuk kriptokurensi untuk mempersulit pelacakan dan penegakan hukum. Upaya pencegahan dan keamanan siber yang kuat, termasuk pembaruan perangkat lunak secara teratur dan pelatihan karyawan tentang praktik keamanan digital, menjadi kunci dalam melawan ancaman ransomware di Indonesia maupun di seluruh dunia.

TrickBot (gridinsoft.com)

 

Trickbot Menjadi Ancaman Login Perbankan

Di sisi lain Banking Trojans seperti ZeuS atau TrickBot telah menjadi ancaman yang signifikan terhadap keamanan perbankan online di Indonesia. Malware ini dirancang untuk mencuri informasi keuangan seperti username dan password perbankan serta data kartu kredit. Serangan semacam ini dapat merugikan secara finansial bagi individu dan lembaga keuangan sambil merusak kepercayaan masyarakat terhadap layanan perbankan digital. Perkembangan teknologi dan strategi keamanan yang terus berkembang menuntut upaya yang berkelanjutan dalam melawan ancaman malware di Indonesia maupun di seluruh dunia.

Banking Trojan ini menjadi perhatian utama dalam dunia keamanan cyber termasuk di Indonesia. Ditemukan pertama kali pada tahun 2016, TrickBot dirancang untuk mencuri informasi keuangan dari pengguna terutama data login perbankan, informasi kartu kredit, dan kredensial keuangan lainnya. Serangan ini sering kali dimulai melalui kampanye phishing di mana pengguna dikelabui untuk mengklik tautan atau membuka lampiran yang berisi payload TrickBot.

Setelah berhasil menginfeksi suatu sistem, TrickBot bekerja dengan jenis malware lainnya atau digunakan sebagai pintu gerbang untuk memasukkan ransomware atau serangan siber lainnya. Para pelaku sering memanfaatkan informasi yang dicuri untuk tujuan pencucian uang atau penipuan keuangan lainnya. Keberadaan TrickBot menunjukkan pentingnya upaya perlindungan yang terus-menerus termasuk pembaruan perangkat lunak, penggunaan solusi keamanan siber yang canggih serta edukasi pengguna untuk menghindari jebakan phishing yang sering menjadi awal serangan Trojan seperti TrickBot.

Komentar